PENGAUDITAN SIKLUS KONVERSI/PRODUKSI




A. PENGERTIAN SIKLUS KONVERSI/PRODUKSI


Siklus konversi/produksi adalah siklus yang berhubungan dengan transaksi kegiatan produksi, mulai dari perencanaan produksi, anggaran produksi, pelaksanaan produksi, sampai dengan kegiatan produksi, baik untuk laporan manajerial maupun laporan keuangan.

Dalam hal ini yang diperiksa adalah;
  • Bahan baku berapa?
  • Biaya tenaga kerja langsung berapa?
  • Biaya overhead pabrik berapa?
  • Perencanaan produksi bagaimana?
  • Penganggaran produksi bagaimana?
  • Realisasi produksi bagaimana?
  • Persediaan Barang dalam proses berapa?
  • Persediaan barang jadi berapa?
  • Harga pokok produk berapa?


B. TUJUAN AUDIT

Menguji kewajaran persediaan produk dalam proses, persediaan peoduk jadi dan kos penjualan.

C. TRANSAKSI DAN AKUN

  
NO
TRANSAKSI
DEBIT
KREDIT
1
Penggunaan bahan baku
Persediaan Bahan Dalam Proses (PBDP)
Persediaan Bahan Baku
2
Penggunaan Biaya Tenaga Kerja Langsung
PBDP
Biaya Gaji dan Upah
3
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (BOP)
PBDP
BOP Dibebankan
4
Penyelesaian produk
Persediaan produk jadi
PBDP
5
Kos Penjualan
Kos penjualan
Persediaan Produk Jadi


D. ARUS KEGIATAN SIKLUS KONVERSI



E. ARUS DATA SIKLUS KONVERSI




F. ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI MANAJEMEN

Menguji persediaan produk jadi sebesar Rp 776.000.000,00
  • Pengujian asersi Eksistensi dan Terjadinya: Membuktikan bahwa persediaan tersebut benar-benar ada dan transaksinya benar-benar terjadi, misalnya dengan melakukan penghitungan fisik persediaan, serta memeriksa dokumen perencanaan produksi, anggaran produksi, serta bukti-bukti pengeluaran biaya produksi.
  • Pengujian asersi Kelengkapan: Membuktikan bahwa seluruh produk jadi telah masuk ke dalam persediaan produk jadi, misalnya dengan cara memeriksa laporan biaya produksi serta memeriksa kemungkinan adanya produk jadi yang belum dimasukkan ke dalam gudang sehingga tidak masuk dalam perhitungan persediaan produk jadi.
  • Pengujian asersi Hak dan Kewajiban: Membuktikan bahwa produk jadi adalah milik perusahaan, bukan produk pesanan dari perusahaan lain (bukan barang komisi untuk kasus persediaan barang dagangan), misalnya dengan cara wawancara dengan pejabat yang bertanggungjawab serta memeriksa dokumen-dokumen komitmen produksi/barang komisi.
  • Pengujian asersi Penilaian dan Alokasi: Memeriksa ketepatan perhitungan kos produksi serta alokasi kos produksi ke dalam persediaan produk jadi dan persediaan produk dalam proses, misalnya dengan cara secara sampling memeriksa bukti-bukti penggunaan bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, serta BOP, kemudian melakukan pemeriksaan ketepatan perhitungan biaya produksi dalam laporan produksi.
  • Pengujian asersi Penyajian dan Pengungkapan: Mereview ketepatan klasifikasi persediaan dalam neraca, misalnya persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses, serta persediaan produk jadi, termasuk pengungkapan yang diperlukan. 

G. RISIKO SIKLUS KONVERSI

Potensi salah saji dalam asersi siklus konversi antara lain sebagai berikut:
  1. Volume produksi yang tinggi membuat potensi salah saji menjadi tinggi.
  2. Kompleksitas proses penentuan kos produksi, terutama masalah pembebanan atau alokasi biaya produksi tidak langsung (biaya overhead prabrik).
  3. Jika perusahaan memproduksi berbagai jenis produk, penentuan kos produksi akan menjadi semakin komplek.
  4. Jika produk jadi/bahan baku disimpan dalam berbagai gudang, pengendalian fisik persediaan menjadi semakin komplek.
  5. Persediaan produk jadi/bahan baku kemungkinan cepat rusak dan cepat usang.
  6. Persediaan produk jadi kemungkinan dijual dengan garansi, tidak ada jaminan bahwa produk yang telah dijual tidak dikembalikan lagi oleh pembeli.
  7. Produk dibuat dalam jumlah terlampau banyak atau terlampau sedikit.
  8. Kontrol kualitas tidak ketat.
  9. Kos produksi tidak akurat.
  10. Penurunan nilai produk karena usang/rusak tidak teridentifikasi.

H. DOKUMEN

Dalam audit siklus konversi, auditor harus memahami dokumen transaksi  dan dokumen pembukuan yang berhubungan dengan aktivitas siklus konversi.
  • Dokumen Transaksi:
  1. Perencanaan produksi
  2. Anggaran produksi
  3. Bukti permintaan bahan baku dan bahan pembantu
  4. Data jam kerja.
  5. Data tingkat penyelesaian produk.
  6. Bukti pembayaran gaji, baik untuk tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung.
  7. Bukti-bukti biaya produksi tidak langsung.
  8. Bukti penyerahan produk (move ticket).
  • Dokumen Pembukuan:
  1. Jurnal, buku pembantu, dan buku besar untuk: 1) 
    Biaya bahan baku dan bahan pembantu 2) 



    Biaya tenaga kerja (dan alokasi biaya tenaga kerja) 3) 



    Biaya overhead pabrik 4) 
    Persediaan produk dalam proses 5) Persediaan produk jadi.

  2. Laporan produksi

I. FUNGSI-FUNGSI TRANSAKSI

  1. Fungsi riset dan pengembangan produk.
  2. Fungsi perencanaan dan penjadwalan produksi.
  3. Fungsi penganggaran produksi.
  4. Fungsi pelaksanaan produksi.
  5. Fungsi akuntansi kos (akuntansi biaya)
  6. Fungsi pengamanan dan penilaian persediaan.

J. PENGUJIAN SUBSTANSTIF PERSEDIAAN

  • Prosedur pendahuluan:  ditujukan untuk menyiapkan bukti-bukti yang akan diuji, mencakup prosedur 1) Mencocokkan saldo awal (persediaan) ke saldo per audit tahun sebelumnya 2) Memeriksa dan mencatat kemungkinan adanya transaksi yang tidak lazim, baik dari segi jumlah maupun sumbernya 3) Memeriksa kesesuaian antar data pembukuan, misalnya antara jurnal, buku besar dan buku pembantu 4) Memeriksa kebenaran penjumlahan dan perhitungan-perhitungan penting yang lain.
  • Prosedur analitis: 1) Review trend persediaan dan data industri 2) Rasio perputaran persediaan 3) Review hubungan persediaan, pembelian, produksi, dan penjualan 4) Membandingkan hasil analisis dengan angka-angka prediksi yang diharapkan.




  • Prosedur pengujian detil transaksi: 1) Vouching sampel debit rekening Persediaan ke faktur pembelian dan dokumen pendukungnya, laporan produksi, dan retur penjualan 2) Vouching kredit rekening persediaan ke faktur penjualan dan dokumen pendukungnya 3) Tracing sampel faktur pembelian, laporan produksi, dan penjualan ke rekening Persediaan 4) Menguji ketepatan pisah batas (cut-off) transaksi pembelian, retur pembelian, penyelesaian produk, dan penjualan. 
  • Pengujian detil saldo rekening: 1) Lakukan perhitungan fisik persediaan 2) Tentukan saat dan luas pengujian 3) Evaluasi kecukupan perencanaan perhitungan fisik persediaan yang dibuat oleh klien 4) Perhatikan kemungkinan adanya penurunan nilai persediaan 5) Lakukan konfirmasi atas persediaan yang berada di luar lokasi perusahaan 6) Lakukan review terhadap prosedur penilaian persediaan.
  • Review penyajian dan pengungkapan: 1) Periksa ketepatan klasifikasi dan penyajian persediaan dalam neraca 2) Periksa kontrak-kontrak penjualan konsinyasi dan penjaminan persediaan atas suatu utang 3) Periksa kecukupan pengungkapan.


K. KERTAS KERJA PERSEDIAAN

Contoh:

Indek: PSD-1
PERSEDIAAN PRODUK JADI
(Daftar Utama)

Saldo persediaan per 31/12 06                                                                                    750.000.000  a
Kos produk selesai tahun 2007                                                                               12.000.000.000  b
Kos penjualan tahun 2007                                                     -11.927.500.000  c
Retur penjualan (kos)                                                                      2.500.000  d
Kos penjualan setelah retur                                                                                             11.925.000  e 
Saldo persediaan per 31/12/07                                                                                   825.000.000  f

a) Sesuai dengan saldo per audit tahun 2006.
b) Telah dilakukan pengujian atas kos produksi tahun 2007 (lihat KK: PSD - 2)
c) Telah dilakukan pengujian atas kos penjualan tahun 2007 (lihat KK: PSD - 3)
d) Telah dilakukan pengujian atas retur penjualan tahun 2007 (lihat KK: PSD - 4)
e) Sesuai dengan kos penjualan dalam laporan rugi-laba (lihat KK: WTB – Rugi-Laba)
f) Telah dilakukan pengujian saldo, mencakup perhitungan fisik dan penilaian persediaan dengan metode LCOM, jumlah sesuai dengan saldo persediaan dalam neraca (lihat  KK: PSD – 5 dan WTB – Neraca).

Dibuat oleh: Adam A, 5 Januari 2008
Direview oleh: Agus, 7 Januari 2008



Comments