PENGAUDITAN SIKLUS INVESTASI ASET TETAP
A. PENGERTIAN SIKLUS INVESTASI ASET TETAP
Siklus yang berhubungan dengan transaksi aset tetap, yang mencakup transaksi peroleh aset tetap, penggunaan aset tetap, pemeliharaan aset tetap, dan penghentian aset tetap. Auditor harus mengenal ragam transaksi aset tetap dan akun-akun yang berhubungan dengan transaksi aset tetap, yang akan menjadi objek audit siklus investasi aset tetap.
B. TRANSAKSI ASET TETAP
- Perolehan aset tetap:
- Tunai
- Kredit/leasing – operating lease vs financing/capital lease
- Pertukaran dengan aset tetap lain
- Pertukaran dengan saham perusahaan
- Dibangun sendiri dengan modal sendiri
- Dibangun sendiri dengan dana pinjaman
- Depresiasi aset tetap – harus difahami standar pengukuran kos sebagai dasar depresiasi.
- Penghentian aset tetap.
- Reparasi dan pemeliharaan aset tetap, yang dapat diklasifikasikan menjadi:
- Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)
- Pengeluaran modal (capital expenditures)
C. AKUN-AKUN ASET TETAP
- Aset Tetap (Tanah, Gedung dst.)
- Beban Depresiasi Aset Tetap
- Akumulasi Depresiasi Aset Tetap
- Beban Reparasi dan Pemeliharaan
- Revaluasi/Impairment Aset Tetap
- Laba/Rugi Pertukaran Aset Tetap
- Beban Bunga (Pendanaan Aset Tetap)
- Dismantling costs (biaya pembongkaran pada saat penghentian aset tetap)
- Decommissioning costs (biaya pemulihan kembali lokasi penempatan aset tetap)
D. TUJUAN AUDIT
Menguji kewajaran asersi manajemen yang berhubungan dengan transaksi dan saldo akun aset tetap.E. POTENSI KESALAHAN
- Kesalahan dapat bersifat error (kesalahan tidak sengaja) maupun fraud (kecurangan).
- Prosedur audit dirancang untuk mampu mendeteksi adanya salah saji material, baik karena error maupun karena fraud.
- Tingkat potensi kesalahan dipengaruhi oleh kecukupan dan efektifitas SPI (Sistem Pengendalian Internal) yang dirancang untuk mencegah terjadinya kesalahan dan atau kecurangan.
- Kesalahan dan kecurangan bisa terjadi pada setiap lini kegiatan dan pelaporan.
- Area potensi kesalahan dan atau kecurangan:
- Pada penerapan standar akuntansi.
- Pada pengukuran kos aset tetap.
- Pada depresiasi aset tetap.
- Pada eksistensi aset tetap.
- Pada beban reparasi dan pemeliharaan aset tetap.
- Pada penggunaan aset tetap.
- Pada penghentian aset tetap
F. SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI)
1) PEMISAHAN FUNGSI
Fungsi-fungsi transaksi yang dibentuk sangat tergantung pada karakteristik serta intensitas volume transaksi masing-masing perusahaan. Secara umum fungsi-fungsi transaksi yang kemungkinan dibentuk untuk keperluan pengendalian transaksi adalah:
- Fungsi otorisasi investasi
- Fungsi pelaksana investasi
- Fungsi pembukuan dan pelaporan investasi
- Fungsi pengawasan investasi
- Fungsi audit investasi
2) DOKUMEN AKUNTANSI
- Dokumen dibuat untuk tujuan pengendalian transaksi.
- Kecukupan dokumentasi akan menentukan efektifitas pengendalian internal. Dokumen untuk kegiatan investasi bisa mencakup:
- Dokumen pembelian aset.
- Dokumen kepemilikan aset.
- Dokumen reparasi dan pemeliharaan aset.
- Dokumen pembukuan, yang mencakup: jurnal, buku pembantu, buku besar, serta laporan.
- Dokumen monitoring/audit interen atas ketepatan pemanfaatan dokumen transaksi.
3) ASESMEN EFEKTIFITAS SPI
- Pemahaman dan pengujian SPI ditujukan untuk mengukur tingkat kecukupan dan tingkat efektifitas SPI dalam mencegah potensi salah saji.
- Pengujian SPI dilakukan dengan cara menguji kepatuhan praktik terhadap prosedur yang telah ditetapkan, termasuk menguji tingkat kompetensi staff dalam menjamin validitas dan kualitas hasil pekerjaannya.
- SPI dapat disimpulkan memadai dan efektif jika tingkat kepatuhan praktik terhadap standard prosedur cukup tinggi, dan SPI dipandang efektif dalam mencegah potensi terjadinya salah saji material.
- Variabel yang penting untuk fahami dan diuji tingkat keandalannya mencakup 5 variabel dalam framework pengendalian COSO (Committee of Sponsoring Organization) sebagai berikut:
- Lingkungan pengendalian, yaitu faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal organisasi yang berpengaruh besar terhadap efektifitas SPI.
- Asesmen risiko, yaitu kesadaran manajemen terhadap risiko penyimpangan, baik yang bersifat tidak disengaja maupun yang disengaja, termasuk sistem yang dirancang untuk mengatasi risiko penyimpangan.
- Aktivitas pengendalian, yaitu tindakan kongkrit untuk mencegah penyimpangan atau fraud, misalnya melalui konsep pemisahan fungsi, kelengkapan dokumen transaksi, dokumen pembukuan, dokumen laporan, audit internal atau audit independen, dan seterusnya.
- Sistem informasi dan komunikasi, yaitu sistem informasi dan komunikasi antar bagian dalam organisasi, untuk menjamin efektifitas proses bisnis.
- Monitoring, yaitu pemantauan secara periodik, misalnya melalui program audit internal, untuk memastikan efektifitas SPI serta perlu tidaknya pengembangan SPI.
4) PENGUKURAN MATERIALITAS
Terdapat dua pertimbangan materialitas dalam audit laporan keuangan, yaitu materialitas saldo akun dan materialitas salah saji.
- Materialitas saldo akun, adalah saldo akun yang jumlahnya material serta berhubungan dengan volume transaksi yang material, yang memerlukan perhatian khusus untuk mendeteksi kemungkinan adanya salah saji material, baik disebabkan oleh risiko bawaan maupun risiko pengendalian.
- Materialitas salah saji, adalah ukuran materialitas atas temuan salah saji dalam laporan keuangan, yang mempengaruhi kepercayaan auditor atas kewajaran saldo akun.
Ukuran materialitas salah saji ditentukan oleh kesimpulan auditor atas tingkat efektifitas SPI, dengan prinsip “semakin tinggi risiko SPI gagal dalam mendeteksi salah saji, semakin rendah tingkat materialitas salah saji (semakin rendah kepercayaan auditor terhadap kewajaran saldo akun), atau sebaliknya”.
5) HUBUNGAN ANTARA SPI, MATERIALITAS, DAN BUKTI AUDIT
SPI, materialitas, dan bukti audit saling berhubungan.
- SPI kuat (potensi salah saji kecil) maka materialitas besar (auditor lebih berani ambil risiko) maka bukti audit sedikit.
- SPI lemah (potensi salah saji besar) maka materialitas kecil (auditor tidak berani ambil risiko) maka bukti audit banyak.
Kata kuat, lemah, besar, kecil, banyak, sedikit dalam kontek SPI, materialitas, dan bukti audit, kuantifikasinya didasarkan sepenuhnya pada pertimbangan profesional auditor.
G. PENGUJIAN SUBSTANTIF
1) PROSEDUR PENDAHULUAN
- Memahami entitas dan lingkungannya, untuk menentukan:
- Pengaruh aset tetap serta perubahannya terhadap entitas.
- Faktor-faktor ekonomi penting yang mempengaruhi perolehan aset tetap.
- Standard industri tentang komposisi aset tetap serta pengaruhnya terhadap laba.
- Memahami skema pendanaan aset tetap.
- Melaksanakan prosedur awal:
- Menelusur saldo awal aset tetap dan akumulasi depresiasinya ke saldo per audit tahun lalu.
- Melakukan review atas mutasi akun aset tetap dan akumulasi depresiasi, serta melakukan investigasi atas mutasi yang tidak lazim.
- Mendapatkan daftar tambahan aset, penghentian aset, serta depresiasi aset, serta menguji ketepatan data dalam daftar aset tetap.
2) PROSEDUR ANALITIS
- Menentukan angka-angka ekspektasi saldo aset tetap dengan menggunakan pemahaman atas industri dan aktivitas bisnis entitas.
- Melakukan perhitungan rasio.
- Membandingkan hasil perhitungan rasio dengan angka harapan/angka pembanding, misalnya data tahun lalu, data industri, data anggaran, dan data lain yang relevan.
- Perputaran Aset Tetap: Net Sales:Average Fixed Assets, Kenaikan tidak wajar perputaran aset tetap menjadi indikasi kesalahan pembukuan atau kapitalisasi aset tetap.
- Perputaran Total Aset: Net Sales:Average Total Assets, Kenaikan tidak wajar perputaran aset tetap menjadi indikasi kesalahan pembukuan atau kapitalisasi aset tetap.
- Persentase Beban Depresiasi dari Aset Tetap: Depreciation Expenses:Average PPE, Kenaikan persentase beban depresiasi secara tidak wajar menjadi indikasi kesalahan perhitungan dan pembukuan beban depresiasi.
- Persentasi Beban Reparasi dan Pemeliharaan dari Penjualan Bersih: Repair & Maintenance Expenses:Net Sales, Kenaikan persentase secara tidak wajar menjadi indikasi kekeliruan pembebanan beban reparasi dan pemeliharaan.
- Return on Total Assets: (Net Income + (Interest x (1-tax rate)))) : Average Total Assets, Kenaikan ROA secara tidak wajar menjadi indikasi kesalahan pembukuan atau kapitalisasi aset tetap.
3) PROSEDUR PENGUJIAN TRANSAKSI
- Melakukan vouching tambahan aset tetap ke dokumen pendukungnya.
- Melakukan vouching penghentian aset tetap ke dokumen pendukungnya.
- Melakukan vouching atas sampel beban reparasi dan pemeliharaan.
- Melakukan vouching atas transaksi capital lease dan operating lease baru ke dokumen-dokumen kontrak yang mendukungnya.
4) PROSEDUR PENGUJIAN SALDO AKUN
- Melakukan inspeksi atas tambahan aset tetap.
- Melakukan inspeksi aset tetap secara keseluruhan. Perhatikan kemungkinan adanya bukti penambahan dan penghentian aset yang tidak tercantum dalam daftar aset, termasuk kondisi aset yang bisa mempengaruhi penilaian dan klasifikasi aset tetap.
- Memeriksa dokumen kepemilikan dan kontrak perolehan aset tetap.
5) PENGUJIAN ESTIMASI AKUNTANSI
Memeriksa dan menguji keseluruhan angka yang ditentukan berdasarkan pehitungan dan estimasi, mencakup:
- Pengukuran kos aset tetap.
- Pengukuran nilai wajar aset tetap.
- Perhitungan beban depresiasi.
6) PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Membandingkan kesesuaian pelaporan dengan SAK:
- Menentukan bahwa aset tetap, termasuk beban, laba, dan rugi yang berhubungan dengan aset tetap telah diidentifikasi dan diklasifikasi dengan tetap dalam laporan keuangan.
- Menentukan ketepatan pengungkapan tetang kos, nilai buku, metode depresiasi, umur ekonomi aset-2 utama, penjaminan aset tetap, dan perjanjian kontrak leasing.
- Mengevaluasi kelengkapan penyajian dan pengungkapan aset tetap dalam draft laporan keuangan, untuk dicocokkan kesesuaiannya dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, dengan menggunakan check lists perlaporan aset tetap.
- Membaca pengungkapan atas laporan keuangan untuk mengevaluasi ketepatan klasifikasinya serta tingkat kejelasan laporan laporan pengauditan.
H. CHECKLIST PROGRAM AUDIT
Untuk memudahkan dan sekaligus meningkatkan ketelitian pelaksanaan audit, dapat dibuat checklist tentang apa saja yang perlu dipahami dan diuji dalam audit investasi aset tetap.
Contoh checklist:
- Dapatkan informasi tentang kebijakan investasi aset tetap.
- Dapatkan informasi tentang pengendalian dan pengawasan aset tetap.
- Dapatkan informasi tentang cara perolehan aset tetap, misalnya tunai, leasing dan seterusnya.
- Dapatkan informasi tentang kebijakan dan prosedur reparasi dan pemeliharaan aset tetap, termasuk kebijakan akuntansinya.
- Dapatkan informasi tentang kebijakan dan prosedur penghentian aset tetap.
- Dapatkan informasi tentang kebijakan dan prosedur penilaian kembali aset tetap untuk keperluan pelaporan keuangan dan perpajakan.
- Dapatkan daftar aset tetap, termasuk data kos aset tetap.
- Dapatkan daftar biaya reparasi dan pemeliharaan aset tetap.
- Dapatkan bukti-bukti transaksi yang berkaitan dengan perolehan aset tetap serta biaya reparasi dan pemeliharaan aset tetap.
- Periksa kesesuaian bukti transaksi dengan daftar aset tetap yang telah diperoleh (secara sampling).
- Periksa ketepatan akuntansi atas transaksi perolehan, reparasi dan pemeliharaan, serta penghentian aset tetap.
- Periksa bukti fisik dan bukti kepemilikan aset tetap.
- Buat kesimpulan hasil audit tentang kewajaran pelaporan transaksi aset tetap dalam laporan keuangan
- Jelaskan argumen yang melandasi kesimpulan hasil audit.
- Buat kertas kerja untuk seluruh proses audit yang telah dilakukan, dan arsipkan secara sistematis dan rapi.
Catatan:
- Kertas kerja yang baik adalah yang lengkap, relevan, dan mudah dipahami.
- Bisa menjadi pendukung yang kuat atas kesimpulan hasil audit.
Comments
Post a Comment